Hari ini saya akan membahas tentang clip on sennheiser G2. Hal pertama yang harus diketahui adalah apa itu clip on?
Clip on adalah sebutan yang sering digunakan oleh audio person untuk mendefinisikan audio transmitter & receiver. Ya, alat ini merupakan satu kesatuan yang terbagi menjadi 2 berdasarkan fungsinya masing - masing. Berikut adalah penampakannya :
Sebelum melanjutkan lebih detail lagi mengenai bagaimana penggunaanya, kita lebih baik mengetahui apa fungsi dari clip on. Fungsi dari clip on adalah untuk menghantarkan sinyal audio ke media rekam. Ya, fungsinya hanya itu saja.
Namun, hal ini sangat berguna untuk kebutuhan liputan, program tv, pembuatan film, dan lain sebagainya. Kelebihan menggunakan clip on untuk kebutuhan - kebutuhan yang saya sebutkan tadi adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada penggunaan kabel (wireless), yang berarti jarak jangkauan tidak bergantung dari panjang kabel audio.
2. Lebih fleksibel untuk bergerak dan mengambil sumber suara.
3. Sensitivity dapat diatur sesuai kebutuhan.
4. Menggunakan baterai A2 sebagai power source yang tahan hingga 8 jam pemakaian.
5. Lebih rapih.
Beberapa kelemahan yang dimiliki clip on adalah :
1. Karena menggunakan frekuensi, terkadang kondisi alam mempengaruhi jarak jangkauan dari transmitter ke receiver. Sebagai contoh, jarak normal sebuah clip on transmitter bisa mengirimkan sinyal hingga 10 meter ke sebuah audio receiver. Pada cuaca yang lembab, jarak akan berkurang hingga 2 - 5 meter maksimal.
2. Lavalier (mic) sangat sensitif apabila digunakan ditempat yang berangin kencang, yang menyebabkan suara angin akan lebih dominan dibandingkan sumber suara yang kita ingin dapatkan.
Setelah mengetahui fungsi, kelebihan dan kekurangan, selanjutnya adalah bagaimana cara menggunakan sebuah clip on.
Cara penggunaanya cukup mudah, pastikan baterai yang digunakan adalah baterai A2 yang masih baru agar penggunaan bisa maksimal. Kemudian tekan dan tahan tombol on/off yang terdapat pada bagian dalam sebelah kiri hingga transmitter / receiver menyala. Selanjutnya adalah pastikan frequncy yang ada pada transmitter dan receiver sama, jika tidak maka sinyal audio yang dikirimkan transmitter tidak akan diterima oleh receiver. Pasang kabel lavalier (mic) pada transmitter, jangan terbalik membedakan transmitter dan receiver. Berikut adalah contoh gambar lavalier.
Lavalier dipasangkan pada transmitter atau pengirim sinyal. Untuk membedakan transmitter dan receiver adalah dengan melihat pada layar kedua alat tersebut, transmitter memiliki 1 bar saja pada layarnya, bar tersebut menandakan sumber suara yang masuk. Sedangkan receiver memiliki 2 bar pada layarnya, bar pertama (yang paling atas) menunjukkan kekuatan sinyal frequensi, dan bar kedua (yang paling bawah) menunjukkan sumber suara yang masuk yang dikirimkan oleh transmitter.
Cara lainnya adalah dengan melihat tulisan pada lampu indikator. Transmitter memiliki 2 lampu penunjuk dengan tulisan on dan af peak. On mengindikasikan bahwa transmitter dalam keadaan menyala, sedangkan af peak (audio frequency peak) mengindikasikan bahwa sumber suara yang masuk terlalu besar. Berikut adalah gambar dari transmitter clip on :
Sedangkan receiver juga memiliki 2 lampu indikator namun dengan tulisan yang berbeda. Lampu pertama (yang atas) mengindikasikan bahwa receiver dalam keadaan menyala (on). Sedangkan lampu kedua bertuliskan rf (radio frequency) mengindikasikan kekuatan sinyal frekuensi. Berikut adalah contoh gambarnya :
Masih banyak yang harus diketahui tentang clip on dan perangkat tambahan lainnnya, namun akan saya bahas pada ulasan selanjutnya.
Terimakasih,
Wassalam
Sumber gambar : google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar